Jumat, 03 Juni 2011

Cinta dan Kewajiban

Pengarang       : L. Wairata
Penerbit           : Balai Pustaka tahun 1941
Sinopsis           :


Annie adalah seorang gadis yang sangat berbudi luhur, baik hati, penyabar, taat menjalankan ibadah. Dengan penuh kesabaran, ia mengurusi ibunya yang sakit-sakitan. Dengan kesabaran pula, ia melayani ayahnya sekalipun ayahnya pernah menyakitinya. Kedua orang tuanya memilki sifat yang sangat bertolak belakang. Ayahnya sering mabuk-mabukan, pemarah dan selalu bertindak kasar kepada keluarganya. Sebaliknya, ibunya adalah seorang yang penyabar, penyayang, taat beragama, dan taat kepada suaminya. Ibunya selalu memberikan nasihat kepada Annie agar ia berbakti kepada ayahnya bagaimanapun buruknya perilaku ayahnya kepada dirinya. Steven, ayah kandung Annie, pada awalnya memiliki tabiat yang sangat baik. Ia adalah seorang serdadu yang bertugas di Pulau Jawa. Ketika ia memutuskan untuk menikah dengan ibunya Annie, keinginannya itu ditentang oleh orang tua calon istrinya itu. Walaupun demikian, mereka tetap melangsungkan pernikahannya di Pulau Jawa. Pernikahan mereka membuat orang tua ibunya Annie sangat marah dan ia mengutuk bahwa kehidupan rumah tangga mereka tidak akan bahagia. Ibunya Annie mempercayai kutukan tersebut sehingga ia sering dihantui perasaan bersalah dan ia menjadi sering sakit-sakitan. Karena itulah, ibunya Annie selalu menasihati agar Annie selalu berbakti kepada orang tua. Ketika menjelang ajalnya, ia berpesan agar Annie dapat membedakan cinta dan kewajiban. Cinta yang ia maksudkan adalah cinta kepada suami, sedangkan kewajiban adalah kewajiban terhadap orang tua. Ia juga berpesan agar Annie tidak menyia-nyiakan ayahnya.
Pesan terakhir almarhum ibunya selalu melekat dalam hati Annie dan dijadikan landasan dalam setiap langkah hidupnya. Annie selalu melayani ayahnya dengan penuh kesabaran. Berkat kesabarannya itulah, sikap ayahnya mulai berubah. Ia tidak lagi mabuk-mabukan dan bertindak kasar. Namun, hal itu tidak berlangsung lama.ketika ayahnya menikah lagi, penyakit lamanya kambuh lagi. Suasana rumah gadis itu bertambah kacau karena ibu tiri Annie memiliki perangai yang buruk dan suka menghasud ayahnya. Ia bahkan sangat membenci Annie.
Untuk menjalankan kewajiban kepada orang tua pula yang mendorong Annie untuk menolak lamaran Bram. Ia nengatakan kepada pemuda itu bahwa ia tidak akan menikah sebelum melaksanakan kewajiban tehadap orang tuanya. Bram menyetujui alasan Annie dan ia melanjutkan sekolah ke Ambon. Namun, tak lama kemudian, tersiar kabar bahwa Bram bertunangan dengan Fien, teman baik Annie. Pertunangan mereka sengaja direncanakan oleh ibu tiri Annie sebab ia tidak ingin melihat Annie bahagia. Bram yang memang tidak mengetahui pertunangannya itu memutuskan untuk pulang ke Manado dan membatalkan pertunangannya. Sekalipun hubungan Bram dan Fien telah berakhir, Annie yang berbudi luhur itu tidak mau menikah dengan Bram. Ia tidak ingin menyakiti hati Fien sehingga ia bertekad untuk tidak menikah sebelum Fien menikah. Gadis itu kemudian menjodohkan Fien dengan Andi, kakak laki-lakinya yang menjadi serdadu dan sedang bertugas di Jawa. Sebenarnya, Andi telah bertunangan dengan Poppie, namun Poppie yang pernah kecewa dalam masalah cinta memutuskan untuk tidak menikah selamanya. Itulah sebabnya, Andi memutuskan menikah dengan Fien. Setelah pernikahan kakaknya, Annie menyurati Bram yang telah menjadi guru di Ambon agar ia segera meminangnya. Bram membalas surat itu dengan suka cita.